SIAT M. Fahli Zatrahardi, M.Pd
“PERKEMBANGAN ISLAM DI MYANMAR”
Di Susun Oleh :
1.
Fatimah
Natasya
2.
Islmail
3.
Rival
Kelas : 2/ C
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM
(UIN SUSKA) RIAU
T.A 2015/ 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT
karna atas petunjuk-Nya, penulisbisa menyelesaikan Lembar Makalah Sejarah Islam Asia Tenggara. Ucapan terimakasih kami tujukan kepada
saudara atau rekan-rekan yang telah mendukung dan membantu untuk membuat makalah ini.
Ketertarikan kami menulis makalah
ini dengan tema “Perkembangan Islam di Myanmar” agar kami dapat
mengetahui bagaimana islam berkembang di myanmar.
Kami mengharapkan makalah ini dapat berguna
bagi mahasiswa. Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di atas dunia ini
selain Sang Khaliq Allah SWT. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran-saran
dan kritikan dari pembaca demi kesempurnaan makalahini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Pekanbaru, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C.
Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A.
Dinamika Islam di Myanmar ................................................................ 2
B.
Kondisi Burma (Myanmar) Sebelum Kedatangan
Islam.................... 3
C.
Awal Kedatangan Islam di Myanmar................................................... 3
D.
Proses Islamisasi di Myanmar................................................................ 4
E.
Komunitas Muslim di Myanmar............................................................ 6
F.
Rohingya dan Problem Minoritas.......................................................... 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
A.
Kesimpulan ............................................................................................. 10
B.
Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Myanmar yang dahulu dikenal dengan Burma secara geografis terletak di ekor
anak benua India, disebelah barat berbatasan dengan Laut Andaman, sebelah utara
dengan India, timur dengan China, dan selatan dengan Thailand. Luas wilayahnya
adalah 678.000 km², dengan jumlah penduduk 45 juta.
Agama Islam sampai ke Myanmar dibawa oleh para pedagang Arab Muslim yang
menetap di pantai Arakan. Kemudian di Arakan inilah nantinya berkembang menjadi
negara muslim, dan disini akan berkembang pula orang-orang muslim yang nantinya
disebut Muslim Rohingya.
Di Myanmar terdapat beberapa etnis yaitu : Burma, Karen,
Chin, Kachin, Shan, dan Rohingya. Etnis Burma yang mayoritasnya adalah orang
Budha nantinya akan mendominasi di Myanmar, karena di samping jumlah mereka
yang lebih banyak daripada kelompok-kelompok etnis yang lain, kemudian
menguasai berbagai bidang kehidupan di negara itu. Dan pada akhirnya, secara
politis, mereka pun mendominasi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
dinamika islam di Myanmar?
2.
Bagaimana
kondisi Myanmar sebelum datangnya Islam?
3.
Bagaimana
awal kedatangan islam di Myanmar?
4.
Bagaimana
proses islamisasi di Myanmar?
5.
Apa
saja komunitas muslim di Myanmar?
6.
Bagaimana
problem minoritas muslim di Myanmar?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat dari makalah ini adalah
agar mahasiswa mengetahui bagaimana perkembangan
islam di Myanmar dan memberikan gambaran tentang perkembangan islam di Myanmar pada
saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dinamika
Islam di Myanmar
Myanmar yang dulu dikenal
dengan Burma adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha (lebih
85%), mminoritas Kristen (kurang dari 4.5%), Hindu (1,5) yang sebagian besar
tinggal diluar bandar. Semantara umat Islam berjumlah sekitar 4% dari jumlah
peduduk di seluruh Myanmar. Populasi Muslim terbesar adalah Rohingya (sekitar
3,5 juta orang). Penduduk muslim sebagian besar tinggal di Rakhine (dulu
Arakan) yang berbatasan dengan Bangladesh.
Agama Islam pertama kali
tiba di Myanmar pada tahun 1055. Islam mulai menyebarkeetika para saudagar Arab
yang beragama Islam ini mendarat di daerah Delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung
Tanintharyi, dan daerah Rakhin. Kedatangan umat islam ini dicatat oleh orang-orang
Eropa, Cina, dan Persia. Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini
terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan, dan Melayu. Selain
itu, beberapa warga Myanmar juga menganut agama Islam seperti dari etnis Rakhin
dan Shan.
Populasi Islam di Myanmar
sempat meningkat pada masa penjajahan Inggris, disebabkan oleh meningkatnya umat
Islam India yang bemigrasi ke Myanmar. Tapi, populasi umat Islam semakin
menurun ketika perjanjian India-Myanmar ditandatangani pada tahun 1941.
Sebagian besar muslim di
Myanmar bekerja sebagai penjelajah, pelaut, saudagar, dan tentara. Beberapa
diantaranya juga bekerja sebagai penasehat politik kerajaan Burma. Musli Persia
menemukan Myanmar setelah menjelajahi daerah selatan Cina.
Umat muslim asli di
Myanmar disebut Pathi dan muslim Cina disebut Panthay. Konon, nama Panthayberasal
dari kata Parsi. Kemudian komunitas muslim bertambah di daerah Pegu,
Tanesserim, dan Pathein. Tapi komunitas ini mulai berkurang seiring dengan
bertambahnya populasi asli Myanmar.
B.
Kondisi
Burma (Myanmar) Sebelum Kedatangan Islam
Dalam sejarah Burma tercatat bahwa negeri ini merupakan kerajaan yang telah
merdeka sejak sekitar abad 266 SM hingga tahun 1782 M sebelum berada dibawah
pemerintahan Burma. Dapat diketahui bahwa Burma memiliki sejarah yang panjang.
Sama halnya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara pada masa pra-Islam
daerah-daerah di Asia Tenggara telah didominasi oleh agama Hindu dan Budhha,
yang dibawa oleh orang-orang India melalui jalur perdagangan. Pada masa sebelum
Islam masuk di Burma ( myammar ) telah terdapat beberapa kerajaan yang terletak
di dua daerah yakni di daerah Pagan (Bagan) dan Arakan, di kedua daerah ini
merupakan tempat dimana agama Hindu dan Budhha dapat berkembang hingga dapat
masuk ke dalam kalangan kerajaan.
Telah kita ketahui bahwa agama terbesar di Burma didominasi oleh agama
Buddha. Hal ini dapat diketahui dari adanya para pedagang dari Cina yang telah
melalui daerah ini. Hal ini terlihat dari sumber Cina, yang mana rute jalan tua
melintas daratan antara Cina dan Barat, yang menyebrangi daerah bagian Utara
negeri ini. Petunjuk pertama pemakaiannya tahun 128 SM, ketika Chang Chi'en
menemukan hasil negeri Cina dari Propinsi Seachuan, di Bactria. Langkah –
langkah diambil untuk menghubungkannya tetapi hanya pada tahun 69 SM Cina
menemukan perfektur Yung Ch'ang menyebrangi mekang dengan markas besarnya di
Timur Salween, kira-kira 60 mil dari perbatasan Burma sekarang
C.
Awal
Kedatangan Islam di Myanmar
1.
Kedatangan
Orang-Orang Arab di Arakan
Arakan, yang pada asal
mulanya dinamakan Rohang, merupakan sebuah bangsa yang berdiri sendiri sejak
awal mula sejarah bangsa itu dikenal. Arakan sejak dahulu telah banyak didapati
para pedagang Arab, Arakan merupakan tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor,
Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit,
dan ulama. Mereka datang melalui jalur darat dan laut. Pendatang tersebut
banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan penduduk setempat. Muslim
Arab datang pertama kali melewati daratan India dan Asia Tenggara melalui jalur
perdagangan pada abad ke-7. Pada waktu itu, rempah-rempah, katun, batu mulia,
barang tambang, dan komuditas lainnya yang datang dari Selatan dan Asia
Tenggara merupakan barang-barang yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah
dan Eropa. Orang-orang Arab datang sebagai pedagang, dan hampir menguasai
perdagangan tersebut. Mereka melahirkan pedagang-pedagang yang menyebarkan
Islam dan menjadi pelaut-pelaut hebat, pengetahuan mereka tentang navigasi,
ilmu garis lintang, dan garis bujur, fenomena astronomi, dan geografi
negara-negara telah membuat mereka tak tertandingi dalam hal berdagang di
Samudera Hindia selama beberapa abad. Orang-orang Arab tersebut menulis tentang
tempat-tempat yang mereka datangi untuk membuktikan kedatangan mereka di dunia
Timur dan Barat.
2.
Kedatangan
Orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)
Generasi awal Muslim yang datang ke delta
Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine
bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium pertama Burma pada tahun
1055 M oleh Raja Anawrahta dari Bagan. Keberadaan orang-orang Islam dan da'wah
Islam pertama ini didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan
Cina. Orang-orang Islam Burma merupakan keturunan dari orang-orang Islam yang
menetap dan kemudian menikahi orang-orang dari etnis Burma setempat.
Orang-orang Islam yang
tiba di Burma umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap, anggota militer,
tawanan perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga , ada
diantara mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat raja, pegawai
kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala daerah dan sebagainya.
D.
Proses
Islamisasi di Myanmar
proses islamisasi memakan waktu yang lama
untuk mewujudkan suatu kekuasaan, mereka baru dapat mendirikan Negara Islam
Arakan pada abad ke-8 H/14 M. Proses penyebaran Muslim dari pantai Arakan
kemudian lanjut ke selatan dan masuknya Islam ke Myanmar tidak hanya dibawa
oleh para pedagang Arab, Muslim Malaysia dan India juga mempunyai peranan yang
penting dalam penyebaran Muslim di Myanmar. Kemudian hukum keluarga Muslim
berlaku dan sekitar 5.000 Muslim pergi melaksanakan ibadah haji setiap
tahunnya. Di kota-kota besar, ada beberapa mesjid dan al-Qur'an diterjemahkan
ke dalam bahasa Burma oleh suatu tim Muslim yang benar-benar menguasai materi
tentang itu.
Kekuasaan Islam di Arakan
berjalan lebih kurang selama 350 tahun dengan 48 orang sultan yang memerintah silih
berganti, sehingga dijajah oleh Burma pada tahun 1784 dan penjajahan ini
berlanjut dengan diambil alih oleh inggris pada tahun 1822. Pada tahun
1880-an orang-orang Islam di India berbondong-bondong hijrah ke Myanmar,
sehingga jumlah Muslim semakin meningkat di Myanmar. Pada tahun 1948 British
memberikan kemerdekaan kepada Myanmar, dengan demikian Arakan daerah kekuasaan
Islam menjadi daerah kekuasaan Myanmar. Hal ini membuat Muslim tidak senang,
karena mereka diperlakukan secara kejam oleh pemerintah bahkan kewarganegaraan
mereka dinafikan. Kondisi ini telah membuat Muslim menuntut agar mereka diberi
otonomi untuk menjalankan pemerintahan sendiri.
Generasi awal Muslim yang datang ke delta Sungai Ayeyarwady Burma, yang terletak
di pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula pada abad ke 9, sebelum pendirian
Imperium pertama Burma pada tahun 1055 AD oleh Raja Anawrahta dari Bagan.
Keberadaan orang-orang Islam dan da’wah Islam pertama ini didokumentasikan oleh
para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina abad ke 9.Orang-orang Islam Burma
merupakan keturunan dari orang-orang Islam yang menetap dan kemudian menikahi
orang-orang dari etnis Burma setempat.Orang-orang Islam yang tiba di Burma
umumnya sebagai pedagang yang kemudian menetap, anggota militer, tawanan
perang, pengungsi, dan korban perbudakan. Bagaimanapun juga , ada diantara
mereka yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat raja, pegawai kerajaan,
penguasa pelabuhan, kepala daerah, dan ahli pengobatan tradisional.
Muslim Persia tiba di utara Burma yang berbatasan dengan wilayah Cina
Yunnan sebagaimana tercatat pada Chronicles of China pada tahun 860.
Orang-orang Islam Burma kadang-kadang di sebut Pathi, sebuah nama yang
dipercayai berasal dari Persia. Banyak perkampungan di utara Burma dekat dengan
Thailand tercatat sebagai penduduk Muslim, dengan jumlah orang-orang Islam yang
sering melebihi penduduk lokal Burma. Dalam sebuah catatan,
Pathein dikatakan mendiami Pathis, dan pernah dipimpin oleh Raja India
Muslim pada abad ke 13.Para pedagang Arab juga tiba di Martaban, Margue, dan
ada pula perkampungan Arab di kepulauan Meik.
Selama pemerintahan Raja Bagan Narathihapate (1255-1286), pada masa perang
pertama orang Cina dan Burma, Muslim Tartar Kublai Khan menyerang Kerajaan
Kafir dan menduduki wilayah hingga ke Nga Saung Chan. Pada tahun 1283, Kolonel
Nasruddin dari Turki menduduki wilayah hingga ke Barnaw (Kaungsin). Orang Turki
(Tarek) disebut Mongol, Manchuria, Mahamaden atau Panthays.
E.
Komunitas
Muslim di Myanmar
Pada umumnya masyarakat muslim di Burma (Myanmar) terbagi dalam berbagai
komunitas yang berbeda, dan masing-masing komunitas muslim ini mempunyai
hubungan yang berbeda-beda dengan mayoritas masyarakat Budhha dan pemerintah.
Mayoritas terbesar dari komunitas muslim yang ada adalah pengikut Sunni, Komunitas
muslim yang terdapat di Myanmar yaitu:
1.
Muslim
Burma atau Zerbadee, merupakan komunitas yang paling lama berdiri dan berakar
di wilayah Shwebo. Diperkirakan mereka merupakan keturunan dari para mubalig
yang datang dari timur tengah dan Asia selatan serta penduduk muslim awal yang
kemudian beranak pinak dengan masyarakat Burma.
2.
Muslim
India, Imigran Keturunan India, merupakan komunitas muslim yang terbentuk
seiring kolonisasi Burma oleh Inggris abad ke-19. Pada 1886 sampai 1973. Burma
dijadikan sebagai bagian dari provinsi India oleh Inggris oleh karena itu
banyak imigran dari India ke Burma. Pemerintah Inggris sangat berperan atas
datangnya Muslim-muslim India ini. Mereka berdomisili di provinsi Arakan dan
Tenasserin. Penyebab Muslim India banyak berdatangan ke Burma karena pemerintah
Burma yang membutuhkan sumber daya manusia dan penilaian subyektif Inggris
tentang imigran India yang dinilai lebih adaptif dan mandiri.
3.
Muslim
Rohingya (Rakhine) adalah komunitas muslim yang bermukim di Negara bagian
Arakan atau Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh. Suku Rohingya
adalah orang Islam dengan budaya mereka yang jelas terlihat di daerah Arakan.
Hal itu karena mereka menurunkan agama mereka pada seluruh keturunan mereka
dari bangsa Arab, Moor, Pathan, Moghul, Asia Tengah, Bengal dan beberapa bangsa
Indo-Mongol. Percampuran dari suku, membuat karakter fisik mereka terlihat
lebih berbeda seperti tulang pipi yang tidak begitu keras, mata mereka tidak
begitu sipit (seperti orang Rakhine Magh dan orang Burma). Hidung mereka tidak
begitu pesek. Mereka lebih tinggi dari orang Rakhine Magh tetapi kulit mereka
lebih gelap, beberapa dari mereka kulitnya kemerahan, tetapi tidak terlalu
kekuningan.
4.
Muslim
HuiHui atau Muslim Cina, adalah muslim cina yang datang dan menetap di burma.
Etnis Rohing adalah
penduduk asli negara bagian Arakan.Arakan sendiri merupakan subuah negara
bagian seluas 14.200 mil persegi yang terletak di Barat Myanmar. Merupakan
daerah pesisisr Timur teluk Bangali yang bergunung-gunung. Berbatasan langsung
engan india di Utara bagian Chin di timur laut, distrik Magwe dan Pegu di
timur, distrik Irrawady di selatan dan Bangladesh di barat laut. Saat ini
dihuni oleh sekitar 5 juta penduduk yang
terdiri dari dua etnis utama, Rohingya yang muslim dan Rakhine/Maghs yang
beragam Budha.
Kata Ronghiya
berasal dari kata Rohang, yang merupakan nama lama dari negara bagian Arakan.
Arakan dulunya merupakan sebuah negara independen yang dikuasai secara
bergantian oleh orang Hindu, Budha, dan Musllim. Pada 1203 M Bengal menjadi sebuah
negara Islam, dan sejak saat itu pula pengaruh Islam mulai merambah masuk ke
wilayah Arakan. Hingga pada akhirnya pada 1430 M Arakan menjadi sebuah negara
Muslim. Selama 350 tahunkerajaan Muslim berdiri di Arakan dan umat Islam hidup
dengan tenang. Namun pada 24 September 1784 Raja Boddaw Paya dari Burma
mengivasi Arakan dan menguasainya.
Pada 1824-1826
perang Angol-Burma pertama pecah. Ketika perang ini berakhir pada 24 Februari
1426 yang ditandai dengan diratifikasinya pejanjian Yndabo menyebabkan Burma,
Arakan dan Tanesserim dimasukkanke wilyah Brithis-India. Lalu dengan Goverment
of India Act, tahun 1935 diputuskan bahwa Burma terpisah dari Brithis-India
tepatnya mulai tanggal 1 April 1937. Melalui keputusan ini pula di gabungkanlah
Arakan menjadi bagian Brithis-Burma, bertentangan dengan kepentingan mayoritas penduduknya
yang beragama Islam dan ingin bergabung dengan India. Hingga akhirya Arakan
menjadi bagian Burma merdeka pada tahun 1948.
Namun selama
49 tahun kemerdekaan Burma (Myanmar) jumlah umat Islam terus berusaha
dikurangi, mulai dari pengusiran hingga pembunuhan, hingga saat ini hanya
tinggal sedikit umat Islam Rohingya di Selatan Arakan sedengkan dibagian Utara
Rohingya masih menjadi mayoritas.
Semenjak Junta
Militer menguasai Burma keadaan semakin buruk, bukan saja hak-hak politis yang
dikekang, tetapi juga dalam bidang sosial budaya,hal ini hal ini ditandai
dengan ditutupnya tempat-tempat belajar Rohingya pada tahun1965 oleh Junta.
Sejak puluhan
tahun dahulu, ratusan ribu kaum muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh disebabkan
kekejaman pemerintah Burma dan penganut Budha tehadap mereka. Selain Bangladesh
meraka juga melarikan diri ke Pakistan, Arab Saudi, UAE, Thailand dan
Malaysiauntuk berlindung dan sebagian mereka masih berstatus pelarian hingga
kini. Penolakan Bangladesh dan negara Muslim lainnya membuat kaum Muslim
Rohingya dipaksa kembali ke Burma.
Setelah tahun
1982 pemerintah Junta Burma meloloskan satu Undang-Undang yang dinamakan Burma
Citizenship Law of 1982. Undang-undang ini bersifat sentimen keagamaan dan
enuh diskriminasi. Muslim Rohingya tidak diakui sebagai warganegara, malah
diberi julukan “pendatang” ditanah air mereka sendiri. Setelah itu seluruh hak
mereka dinafian dan kaum muslimin ditangkap secara besar-besaran, dipukul,
disiksa dan dijadika buruh paksa. Kaum muslimah Rohingyapun dilecehkan
beramai-ramai dengan cara yang ganas.
Sejak
diluuskannya Burma Citizen Law ini juga, anak-anak kaum muslimin tidak
berpeluang untuk melanjutkan pendidikan mereka. Muslimah juga tidak dibenarkan memakai
hijab dan benyak yang dipaksa bekerja di barak-barak. Mereka jua sering
diperkosa tanpa belas kasihan. Pemerintah Junta sering merobohkan
sekolah-sekolah dan mesjid-mesjid sesuka hati mereka. Dan juga, kaum Muslimin
juga tidak dibenarkan menunaikan haji ataupun menyembelih kurban saat idul
adha. Mereka juga sering dipaksa untuk meninggalkan nama muslim dan diganti
denga nama Budha.
Perlawanan Muslim
Perlakuan pemerintah Myanmar yang tidak baik terhadap
Muslim telah membangkitkan semangat Muslim untuk melakukan pemberontakan dan
perlawanan terhadap pemerintah Myanmar. Apalagi keinginan otonomi tidak
mendapat sahutan dari pemerintah yang sangat kejam, semakin membuat Muslim
sadar karena mereka sudah diotak atik oleh pemerintah sesuai seleranya. Puncak
perlawanan Muslim terjadi pada tahun 1948 berlanjut sampai tahun 1954 yang
dikenal dengan Pemberontakan Mujahid yang dipimpin oleh Kasim. Namun Kasim
akhirnya tertangkap, tetapi perjuangan umat Islam terus berjalan sampai tahun
1961 dalam memperjuangkan kemerdekaan dari pemerintah.
Perjuangan yang pada mulanya sempat memudar akhirnya pada
dekade 1970-an dan 1980-an kembali aktif. Semenjak itu, perlawanan umat Islam
tidak henti-hentinya terhadap pemerintah yang selalu bertindak zalim terhadap
umat Islam. Kemudian semenjak tahun 1980, Muslim dari daerah lain dipaksa
keluar dari Myanmar dengan penganiayaan yang tidak kalah pelaknya dan ribuan
Muslim lari ke Thailand dan Malaysia.
Kondisi Muslim di Myanmar saat ini, mereka sangat
teraniaya tidak mendapatkan tempat yang sama dalam urusan pekerjaan. Adapun
dalam bidang pendidikan, mereka kalau sekolah di sekolah umum tidak akan
mendapatkan pelajaran agama, sedangkan kalau sekolah di sekolah agama (Islam)
mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja di pemerintahan sebagaimana
alumni pelajar umum lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Agama Islam pertama kali tiba di Myanmar pada tahun 1055. Pembawanya yaitu
Para saudagar dari Arab yang beragama Islam, dan mereka ini mendarat di delta
Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin. Kedatangan umat
Islam ini dicatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.Populasi umat Islam
yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki, Moor,
Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga Myanmar juga menganut agama
Islam seperti dari etnis Rakhin dan Shan.
Dan pada saat sekarang ini keadaan umat islam di Myanmar sangat
memprihatinkan, karena respon pemerintah Myanmar yang mengecewakan umat islam
yang ada di Myanmar tersebut. Para pemimpin kaum Muslimin berusaha menyuarakan
sokongan dan menuntut pembebasan seorang pemimpin demokrasi (Aung San Suu Kyi)
yang dikenakan tahanan rumah. Namun mereka diam seribu bahasa atas penderitaan
saudara-saudara kita yang yang dibunuh dan di penjara di Myanmar tersebut
B.
Saran
Betapa teraniayanya saudara-saudara kita yang berada di Myanmar sana,
pemimpinnya pun tak mempedulikan nasib mereka yang teraniaya dan dibunuh.
Karena demi demokrasi pemimpinnya tidak mempunyai belaskasian lagi terhadap
saudara-saudara seagamanya.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam, marilah mempertahankan dan
menegakkan agama islam yang sesungguhnya, agar allah SWT selalu memberikan
pertolongannya terhadap kita semua dalam menjalankan agama kita. Dan juga kita
mendo’akan agar saudara-saudara kita yang ada di Myanmar sana selalu mendapat
pertolongan dari allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Helmiati. 2011. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: Zanafa
Publishing
Azra,Azyumardi.2000.Renaisans Islam Asia Tenggara.Bandung: PT.
Remaja Roesdakarya
Saifullah. 2010. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://wartasejarah.blogspot.com/2014/07/sejarah-masuknya-islam-ke-burma-myammar.html