Tugas Terstuktur Dosen Pembimbing
Sejarah Islam Asia Tenggara M. Fahli Zatra Hadi
Sejarah Kedatangan Islam
di Malaysia
Oleh:
Kelompok 3:
Febri Hamdani
11443104245
Sridevi Maharani
11443204151
Yossa Estikasari
11443201375
JURUSAN
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “sejarah Kedatangan Islam
di Malaysia”.
Makalah
ini dibuat dari berbagai buku dan juga ada referensi dari internet.
Penulis
menyadari adanya kekurangan yang terdapat didalam makalah ini. Untuk itu
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya untuk makalah ini. Kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Pekanbaru, 24 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C.Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah Masuknya
Islam ke Malaysia........................................................... 3
B. Islam Masa Malaya Kolonial....................................................................... 7
C. Kebangkitan Islam di Malaysia................................................................... 8
D.
Dinamika Islam di Negara Malaysia Kontenporer...................................... 10
E. Islam Sebagai Identitas Melayu................................................................... 11
F. Persaingan Antara UMNO dan PAS dalam
Isu Islamisasi.......................... 12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan .................................................................................................. 14
B.Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Islam
sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme dan dalam
batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan dan
sumbangan Islam bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan,
sehingga muncullah pergolakan-pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan
termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia adalah
kerajaan federal di Asia Tenggara yang terletak di semananjung Malaka dan
sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya mayoritas Islam dan konstitusi
sebagai agama resmi negara, sehingga syariat Islam ditegakan dengan baik dan
benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para pedagang yang
mempunyai semangat yang tinggi dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari
Arab melalui Malaka yang saat itu sebagai pusat
perdagangan. Karena memang jalur perdagangan merupakan salah satu media yang
efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam.
Malaysia
dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen terutama bila
dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat
dijumpai sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan
Makassar, banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang
masyarakatnya dominan muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan
mengenai tempat asal datangnya Islam di sana dan bagaimana pola
perkembangannya.
Perkembangan
Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi dengan baik hal
ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial keagamaan, politik, ekonomi dan
lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi Islam berkembang yaitu organisasi
Kesatuan Nasional Melayu (UMNO) berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri
melalui perekrutan tokoh-tokoh agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan
Islam dan Pan-Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi
permusuhan komunitas Muslim terhadap warga cina dan India. Orientasi keislaman
P.M.I.P tidak hanya kepedulian ekonomi tetap juga kepedulian terhadap
Perkembangan Islam Malaysia dewasa ini
semakin menunjukkan adanya pluralitas keberagamaan yang dapat memberi perlindungan
bagi masyarakat non melayu yang pada umumnya menganut agama non Islam, sehingga
mereka hidup berdampingan satu sama lain tanpa menimbulkan gejolak.
- Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan di bahas oleh penulis adalah:
1. Bagaimana
sejarah masuknya Islam ke Malaysia?
2. Bagaimana
Islam pada masa kolonial di Malaysia?
3. Bagaimana Kebangkitan Islam di Malaysia?
4. Bagaimana
Islam pada masa Malaysia konterporer?
5. Bagaimana
Islam sebagai identitas Melayu?
6. Bagaimana
persaingan UMNO dan PAS dalam isu Islamisasi?
- Tujuan
penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana sejarah
masuknya Islam ke negara Malaysia
Dan
bagaimana perkembangan Islam di Malaysia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Masuknya Islam ke Malaysia
Tidak
adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia, menyebabkan
munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama kali
menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan dan
Perkembangan ( Abad 7-20 M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke
Malaysia sejak abad ke 7 M. Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa
pada pertengahan abad tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan
pulau-pulau Melayu, dimana Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan
darinya. Para pedagang Arab yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada
paruh ketiga abad tersebut, menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan-
pelabuhan dagang di Malaysia.
Sejalan
dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan
: para pedagang Arab singgah di pelabuhan-pelabuhan sumatera untuk mendapatkan
barang-barang keperluan dan sementara menanti perubahan angin mosun. Ada
diantara mereka yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah melayu seperti Kedah,
Trengganu dan Malaka. Oleh yang demikian bolehlah dikatakan bahwa islam telah
masuk di tanah Melayu pada abad ke 7 M. Namun pendapat / teori ini masih sangat
meraguakan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan masih dapat
diperdebatkan.
Pendapat
lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes To Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia
sekitar abad ke 8 H ( 14 M). Ia
berpegang pada penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang
bertanggal 702 H ( 1303 M). Batu bersurat tersebut di tulis dengan aksara Arab.
Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan
pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah
Saw.Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan dan mereka yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.
Selain
itu, Majul juga berpendapat bahwa Islam pertama kali tiba di Malaysia sekitar
abad ke 15 dan 16 M. Namun pendapat Fatimi dan Majul, juga tidak dapat
diterima, karena ada bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah
sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H( abad 10 M). Pendapat
terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris, Kedah pada
tahun 1965. Pada batu nisan tersebut
tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada tahun
291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i
keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam tlah datang ke
Malaysia pada sekitar abad ke 3 H( 10 M).
Tanjung
Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan daerah yang
tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak
dijadikan sebagai tempat persinggahan
pedagang- pedagang yang menggunakan sungai Kedah. Disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan
dan ini memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama
bagi orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat
persinggahan pedagang- pedagang Arab dan Persia.
Sejauh
menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama sekali tidak dapat
dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama selama periode
kesultanan Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun 1402 hingga 1511 M.
Malaka dalam sejarah di nukilkan bahwasanya pembentukan dan pertumbuhannya
disinyalir ada kaitannya dengan perang saudara dikerajaan Majapahit setelah
kematian Hayam Wuruk ( 1360-1389 M). Pada tahun 1401 M meletus perang saudara
untuk merebut tahta kerajaan antara Wira Bumi dengan raja Wikrama Wardhana.
Dalam perang tersebut Parmewara ( Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti Seilendra)
turut terlibat karena ia menikahi salah seorang putri Majapahit. Oleh karena
pihak yang ia bantu mengalami kekalahan maka parmewara dan pengikutnya
melarikan diri kedaerah Tumasik (singapura) yang berada di bawah kekuasaan
empair Siam pada saat itu.
Temasek
pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan, diperintah oleh
seorang wakil raja Siam yag bernama Tamagi. Oleh karena inginkan kekuasaan
akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa
terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam. Kemudian memutuskan untuk menuntut
balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri ke
Muar dan akhirnya sampai ke Malaka. Malaka ketika itu merupakan sebuah kampung
kecil yang didiami oleh sebagian kecil kaum- kaum nelayan yang kerja mereka
sebagian perampok kapal-kapal dagang yang datang dari Barat ke Timur.
Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik menjadi penguasa oleh
pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan kerajaan
Malaka pada tahun 1402 M.
Menurut
ahli sejarah, ada beberapa faktor yang meyebabkan Parmeswara memilih Malaka
sebagai kediamannya, antara lain:
- Malaka
mempunyai lahan datar yang luas, sesuai dijadikan tempat tinggal dan kawasan
cocok tanam.
- Bukit-bukit
yang berada berdampingan tanah datar dapat digunakan sebagai benteng
keselamatan dan pertahanan.
- Letaknya
bertentangan dengan Sumatera yang kaya dengan keperluan perdagangan
seperti beras, lada hitam, kapur, emas dan lain-lain.
- Faktor
yang terpenting sekali, karena kedudukan Malaka di tengah-tengah
perjalanan laut antara Asia Barat Farsi, India dan Cina. Sangat strategis
dijadikan sebagai pelabuhan perantara atau pelabuhan internasional.
Berdasarkan
faktor-faktor yang ada Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam bidang perdagangan.
Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang bertaraf
internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang Arab dan
khususnya para pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan
melakukan transaksi perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di
Malaka tak kala seorang ulama dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil
mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M ( abad ke 15 ).
Setelah
Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar Shah.
Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah
orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya
ia memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi
berikutnya, para Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan
pemahaman tentang Islam dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian
dan pengamalan Islam.
Dalam
sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari sultan pertama dan
sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap ajaran Islam. Banyak
di antara mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang terkenal. Sebagai contoh
sultan Muhammad Shah berguru kepada Maulana Abdul Aziz, Sultan Mansur Syah
berguru kepada Kadi Yusuf dan Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para Sultan
tersebut belajar Islam dengan para ulama-ulama yang ada saat itu dan telah
memiliki pengetahuan agama yang luas maka para sultan tersebut sebagaimana yang
diungkapkan oleh A.C Milner dalam bukunya Islam and The Muslim State
menjelaskan , bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang yang telah mengajarkan
pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-negeri melayu lainnya.
Respon
sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam, pada
gilirannya turut pula mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan
berdakwah. Selain rakyat Malaka menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula
orang luar yang datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan
Kalijaga, dua ulama terkenal di pulau Jawa menamatkan pengajiannya di Malaka.
Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya Islamisasi makin berkembang
setelah sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450 menyatakan Islam
sebagai agama resmi kerajaan Malaka, sultan Muzzafar shah juga telah menyusun
perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya di warnai oleh ajaran
Islam, yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun Malaka.
Hukum kanun Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani beberapa
pekara hukum di kesultanan Malaka. Dengan demikian , Malaka dapat dianggap
sebagai kerajaan Melayu pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai
unsur-unsur syari’ah Islam.
Hukum
kanun Malaka pada fase berikutnya banyak memberikan pengaruh pada Undang-undang
negara-negara Melayu lainnya. Karena Undang-undang ini kemudian menjadi acuan
dalam penulisan sejumlah kitab hukum di negeri-negeri Melayu lainnya, seperti
kitab Hukum Pahang, UU Sembilan Puluh Sembilan Perak, Buku Hukum Kedah dari
1650-1784 dan buku Hukum Kedah 1789. Sehingga dapat dibayangkan bahwa
undang-undang Melayu lainnya juga sarat dengan unsur syari’ah Islam.
- Islam Masa Malaya
Kolonial
Kolonialisasi
tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan Islam dalam kehidupan masyarakat
tradisional Melayu mengalami kemerosotan. Kebijakan kolonial portugis selama
130 tahun sejak 1511 cenderung mencegah penyebaran Islam dan perkembangan usaha
dagang Muslim. Namun Portugis gagal dalam usaha ini terutama karena terus
menerus mendapat perlawanan orang Melayu. Belanda yang datang setelah mengalah
Portugis pada tahun 1641 agak lebih toleran kepada para penguasa Melayu. Pada
tahun 1795 Belanda dapat ditaklukan oleh kekuasaan Inggris. Di bawah
kolonialisasi Inggris, perkembangan ajaran agama Islam dan pengaruhnya pada
kehidupan Melayu menjadi terbatas .
Ada
beberapa aspek yang dapat dicatat mengenai intervensi kolonial sehingga ruang
gerak, perkembangan, dan pelaksanaan Islam menjadi terbatas, antara lain
mengangkut hukum Islam menjadi terbatas , antara lain menyangkut hukum Islam
menjadi terbatas, antara lain menyangkut hukum Islam, paradigma politik Islam
serta munculnya permasalahan terkait dengan demografi penduduk.
Pertama,
berkaitan dengan perkembangan hukum Islam. Sebagaiman dijelaskan sebelumnya
hukum Islam menempati posisi dasar dikesultanan-kesultanan Melayu. Namun
demikian, setelah kekuasaan kolonial mulai kokoh melalui perjanjian pihak
Inggris berhasil menekan para penguasa Melayu untuk menerima semua usulan Inggris
dalam berbagai hal, termasuk yang berkaitan dengan hukum Islam. Pada saat yang
sama , kolonial Inggris memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum dan
admistrasi hukum sipil yang berbeda dengan sistem hukum dan pengadilan Islam.
Kedua,
dampak lain yang juga terkait dengan kolonialisasi Inggris adalah kemerosotan
paradigma politik Islam. Menurut Azyumardi Azra: Kolonialisme yang kemudian
disusul dengan penyebaran gagasan-gagasan dan konsep politik modern, seperti
nasionalisme merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kemerosotan paradigma
politik islam di kawasan ini sebagaimana direfleksikan dalam bahasa politik
yang digunakan.
Ketiga,
aspek lain dari kebijakan Inggris yang relevan dengan pembahasan ini adalah
masalah Demografi. Pada saat yang sama dengan pembatasan pelaksanaan hukum
islam, demografi mengalami perubahan. Masyarakat menjadi lebih pluralis akibat
imigrasi besar-besaran orang-orang non muslim Cina dan India yang sengaja
didatangkan Inggris untuk bekerja disektor industri, pertambangan dan
perkebunan.
Apa
arti ini bagi perkembangan Islam dalam sebuah negara yang akan terbentuk?
Pluralitas masyarakat dengan multi agama dan budayanya jelas menjadi penghambat
bagi perkembangan ajaran agama Islam. Karena berbagai aspek yang terkait dengan
masyarakat yang berbeda agama dan budaya perlu menjadi pertimbangan dalam
merumuskan setiap kebijakan dan peraturan kenegaraan pada sebuah negara yang
baru tebentuk. Sehingga dampaknya setiap kebijakan dan aturan bersifat netral.
Karena keberpihakan pada ajaran agama, prinsip hukum dan budaya tentu akan
dinilai mendeskreditkan yang lain. Dengan demikian, itulah salah satu sebab
mengapa sistem pemerintahan , bentuk negara dan sistem hukum yang berlaku pada
negara Malaysia tidak dapat menerapkan kembali sistem pemerintahan dan hukum
yang pernah berlaku pada masa kesultanan.
- Kebangkitan Islam di
Malaysia.
Pengamalan
islam menjadi lebih tampak jelas terutama setelah kebangkitan Islam di Malaysia
yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan mencapai puncaknya pada tahun 1980 an.
Kebangkitan Islam di Malaysia terlihat jelas pada upaya muslim Malaysia untuk mengamalkan
ajaran islam secara lebih serius seperti: aktif solat berjemaah di masjid,
menghadiri wirid pengajian, banyak beramal sholeh, mengucapkan salam saat bertemu,
berhati-hati saat membeli makanan agar tidak termakan pada yang haram, memakai busana
muslim seperti jubah, jilbab atau baju kurung dan telekung bagi wanita, memakai
sarung, serban dan peci atau pakaian lainnya yang jelas jelas mencirikan ketaatan
sebagai muslim.
Gerakan
kebangkitan islam juga terlihat dikalangan mahasiswa di kampus-kampus Malaysia.
Dikalangan mahasiswa terdapat sekelompok-sekelompok pengajian yang dikenal dengan’dakwah’.Mereka
secara aktif mengadakan pengajian, puasa bersama, sholat malam bersama, dan
tidak jarang juga mengadakan zikir dan renungan malam bersama. Hal yang sama juga
terjadi di kalangan mahasiswa yang belajar diluar negeri, baik yang belajar di
inggris maupun di amerika.
Dilatar
belakangi oleh pendekatan dan pandangan internasionalis FOSIS yang umum tentang
islam, sementara mahasiswa asal Malaysia membutuhkan persiapan diri untuk perjuangan
islam di Malaysia setelah kembali, diawal tahun 1975, dua organisasi islam yang
baru yang lebih militan terbentuk dikalangan mahasiswa Malaysia di London, yaitu
Suara Islam dan Islam Representation Council
(IRC). Berpegang pada ajaran-ajaran al-maududi, serta terinspirasi dari jamaah
islami dari Indo-Pakistan dan Ikhwan al- muslimin dari mesir, para mahasiswa
yang tergabung dalam duaorganisasi ini menjadi punya interpresentasi Islam yang
radikal. Terutama Suara Islam,saat itu berobsesi untuk melaksanakan perjuaangan
islam di Malaysia (revolusiislam), dengan perjuangan ideology yang akan menyoroti
konflik fundamental antara cara islam dan bukan islam.
Berbeda
dengan suara Islam, IRC dengan mengikuti garis Ikhwanus muslimin, berupaya mendirikan
sel-sel rahasia sebagai alat terbaik untuk menyebarluaskan ajaran
Islam.Strategi mereka adalah menyelinap kedalam organisasi yang ada dan
berupaya memprakarsai perubahan melalui partai politik islam, IRC menekankan pendidikan,
dengan menyebarluaskan alternative islam sebagai milik tunggal jalan sejati menuju
cara hidup yang sempurna, melalui pembentukan dan penyebaran sel-sel rahasia kecil
di kalangan mahasiswa. Dengan demikian terlihat bahwa gerakan mahasiswa luar negeri
yang bergabung dengan organisasi-organisasi kemahasiswaan islam nampak lebih
ekstrim dan memilih nada yang radikal karena terpengaruh oleh gerakan islam
yang lebih fundamental separate ikhwan al-muslimin yang berpusat di mesir, dan
jamaah islam di Pakistan. Saat ini mereka kembali ke Malaysia pada paruh atau akhir
tahun 1970-an panggilan bagi pembentukan sebuah Negara islam dengan al-quran dan
sunnah sebagai undang-undang dasarnya, mulai mendominasikan perbendaharaan dakwah.
Selain
itu mahasiswa yang mempunyai kesadaran islam yang begitu tinggi ini, saat telah
kembali ke Malaysia, mengabdi kepada Negara dan masyarakatnya. Dengan demikian,
kebangkitan islam di Malaysia yang terlihat dari kesadaran muslim Malaysia
untuk mengamalkan ajaran islam yang lebih serius, juga turut menguat nuansa islam
di Malaysia, ditambah lagi oleh kenyataan bahwa bersamaan dengan kebangkitan islam
tersebut terdapat himbawan dan tuntunan
agar pemerintah memperlihatkan kebijakan dan program-program yang lebih islami.
D.
Dinamika
Islam di Negara Malaysia Kontenporer.
Kuatnya nuansa dan etos Islam di Malaysia
dapat ditunjukkan dengan melihat kenyataan bahwa dibandingkan dengan sejumlah
negara yang puya jumlah penduduk Muslim dan non-muslim yang hampir seimbang,
hanya Malaysia yang memberikan banyak tekanan pada simbol-simbol, lembaga dan
pengamalan islam. Kenyataan ini dapat dilihat terutama sejak kebangkitan Islam
di Malaysia yang berlangsung sejak tahun 1970-an dan mencapai puncaknya pada
tahun 1980-an. Hal ini dapat dibuktikan mulai dari deklarasi pemerintahan untuk
merevisi sistem hukum nasionalagar lebih selaras dengan Hukum Islam (1978).
Deklarasi pemerintahan untuk menyusun kmbali moel dan sistem ekonomi Malaysia menjadi
model Islam (1980) selanjutnya diikuti oleh penyediaan infrastruktur dan
institusi-institusi Islam seperti Bank IslamAsuransi Islam, Pegadaian Islam,
Yayasan Ekonomi Islam, pembentukan kelompok Smber Daya Islam seta kelompok
Khusus Penegakaan Islam(1981-1982), Pembangunan Sekolah Guru Islam (1980),
pengadaan tempat yang permanen untuk Kamp Training Islam Internasional (1982),
kesponsoran pemerintah terhadap Rumah Sakit Pusat Islam (1983), Pendirian Universitas Islam Internasional (1983),
deklarasi resmi tentang ‘Islamisasi Tubuh Pemerinthan’ (1984) deklarasi bahwa
‘Hanya Islam yang mendapat jatah waktu siaran i Radio dan TV Malaysia’(1988).
Dalam perkembangan terakhir, dukungan
pemerintah terhadap Islam dapat dilihat dari pembangunan secara besar-besaran
pusat Islam di Putrajaya, serta intensifikasi program-program dan kegiatan
keislaman melalui lembaga itu.
Mengapa
nuansa islam kelihatan lebih kuat di Malaysia dibanding dengan Indonesia yang
penduduknya 88% beragama islam? Hal ini disebabkan oleh faktor sejarah
perkembangan Islam yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
perkembangan politik melayu sejak masa kesultanan Malaka. Kendati demikian,
kuatnya etos Islam di Malaysia hanya bisa dipahami secara berarti dan realistis
jika dihubungkan dengan banyak faktor lain yang telah memperkuat pengaruh islam
dalam berbagai fase sejarah malaysia.
E.
Islam
Sebagai Identitas Melayu
Sejak periode paling awal Malaysia, islam
telah mempeunyai ikatan yang erat dengan politik dan masyarakat Melayu. Islam bagi
orang melayu, bukan hanya sebatas keyakinan, tetapi juga telah menjadi
identitas mereka, dan menjadi dasar kebudayaan melayu. Pakaian tradisional
melayu, misalnya telah disesuaikan dengan apa yang telah dianjurkan oleh islam.
Berbaju kurung dan rok panjang bagi wanita yang disertai dengan tutup kepala
yang bermaksud untuk menutup aurat. Pakaian laki-laki juga di sesuaikan dengan
tuntunan ajaran Islam. Disepanjang sejarah, hubungan yang sangat erat antara
islam dengan kebudayaan dan identitas melayu ini merupakan sesuatu yang
diterima secara umum. Identitas melayu islam diantaranya bisa dilekatkan pada
hakikat kepemimpinan politik melayu tradisional (kesultanan) yang dipimpin oleh
sultan.
Dalam bidang politik pemerintah, juga terdapat
konsepsi dan pemikiran politik yang dipengaruhi oleh olehber sah lainnya.
Sebagai ajaran islam. Sehingga tradisi
politik Melayu yang berbasis Hindu-Budha sebelum kedatanga islam telah
digantikan dengan ide-ide yang diilham oleh Quran dan sumber-sumber lainnya.
Sebagai contoh, bila sebelum kedatangan Islam, terkenal slogan ‘Pantang Melayu Menderka’ karena
ketaatan orang melayu yang membuat para-para penguasa mereka sebagai akibat
dari pandangan mitologis terhadap raja, begitu mereka menerima islam , mereka
membrikan persyaratan tertentu bagi
loyalitas mereka terhadap penguasa. Sehingga slogan melayu yang telah dikenal
luas itu diubah menjadi pepatah ‘Raja
adil raja disembah, raja zalim raja disanggah’ ini berart bahwa kekuasaan Melayu bukan tana batas, telah
didefenisikan secara secara luas dalam ayat al-quran membaa pesan “tidak ada ketundukan kepada makhluk jika
hal itu menyebabkan keingkaran kepada khalik”
Penjajahan melayu oleh inggris telah
menyebabkan kelemahannya nilai-nilai Islam yang telah meresap dalam tatanan mesyarakat
tradisional melayu. Penjajahan itu tidak terbatas hanya pada aspek ekonomi dan
politik saja, tetapi termasuk juga penjajahn pemikiran dan kebudayaan. Kolonial
Inggris membuat pemisahaan yang jelas antara agama dan negara. Pelaksanaan
hukum Islam di negara negara bagian malaysia pada masa kesultanan, telah
berobah dibawah pengaruh inggris. Inggris menggantikan sistem hukum islam
dengan keinginannya.
Kekuatan lainnya terkait dengan identitas
melayu islam yang penting untuk disebutkan disini adalah adanya hubungan
interaksi antara agama dan etnisitas Melayu. Menurut Konstitusi Malaysia“Malay means a person who professes, conform
to Malay customs”. Bila dicermati secara tajam, defenisi ini punya konotasi
politis dan ekonomi serta konsekuensi-konsekuensi logis tertentu. Yang perlu
menjadi catatan dalam hal ini adalah adanya kesadaran yang kuat dikalangan
Melayu akan identifikasi Melay dan Islam. Oleh karena itu, kolerasi melyu islam
telah menjadi alat dan sarana yang ampuh bagi politisi melayu dalam menyatukan
dan merangkul komunitasnya. Meninggalkan partai yangberbasis melayu (UMNO/PAS)
dapat dianggap melemahkan komunitas melayu islam, konsekuensinya akan terancam
oleh orang-orang kafir. Sebaliknya, kebijakan-kebijakan ekonomi dan politik
untuk membantu orang-orang melayu dapat dimaknai sebagai sarana untuk
mempertahankan dan memperkokoh agama islam. Dari sinilah salah satunya terlihat
maniferstasi dari identifikasi Melayu Islam.
- Persaingan Antara Partai
UMNO dan PAS dalam Isu Islamisasi
Sebagaimana
yang telah dijelaskna di atas, kekutan islam di Negara Malaysia tidak dapat dipisahkan
dari beberapa faktor kausal, kondisional dan kontekstual serta peristiwa-peristiwa
yang telah memperkuat pengaruh dan peran islam dalam berbagai fase sejarah
Malaysia. Ini berkaitan, tidak hanya dengan identifikasi melayu islam,
keberpihakan konstitusi pada islam, dan kebijakan pemerintah pasca kerusuhan etnis
1969, tetapi juga terkait dengan situasi kebangkitan islam di tingkat global dan
nasional, serta adanya kompetisi panjang UMNO-PAS dalam mencari dukungan dan
legitimigasi melayu.
Kompetisi
atau persaingan antara partai pemerintah (UMNO) dengan partai Oposisi Islam (
PAS) turut punya andil yang relative besar dan memperkuat etos keislaman di
Negara Malaysia. PAS adalah partai yang memperjuangkan islam, bermaksud membentuk
Negara islam dan melaksanakan syariat islam di dalamnya. Massa pendukungnya adalah
orang-orang melayu muslim. Sementara UMNO
adalah partai pemerintah yang pemimpinnya memegang jabatan-jabatan penting
dalam pemerintahan. Mayoritas pendukungnnya adalah juga Melayu Muslim yang
menginginkan terciptanya suasana dan kondisi islam di Negara tersebut.
Partai
PAS sebenarnya terlahir dari partai UMNO.Partai ini, tepatnya dilahirkan oleh ulama-ulama
dalam UMNO yang bersebrangan pemikiran dengan partai itu.Kelahiran PAS sebagai sebuah
partai politik disinyalir dilatarbelakangi oleh karena beberapa orang ulama dalam
UMNO yang mempunyai komitmen kuat terhadap Islam, merasakan islam tidak mendapat
tempat dan perhatian dari partai itu. Dengan demikian, bila kelahiran UMNO
bertujuan untuk menentang Uni Malaya yang diinisiasi kolonial inggris dan
memperjuangkan kemerdekaan, maka kelahiran PAS bertujuan memenuhi ruang kosong,
dalam rangka memperjuangkan Islam yang dilihat kurang mendapatkan perhatian dalam
perjuangan UMNO. Dari sinilah akan dilihat perbedaan dasar UMNO-PAS terhadap islam,
suatu perbedaan yang menjadi dasar kritik dan koreksi PAS terhadap kebijakan dan
pelaksanaan pemerintahan UMNO.
UMNO
tidak lari dari hakikat landasan perjuangan
yang begitu kental dengan identitas nasionalisme. Menurut John Funston :”UMNO
tidak mempunyai ideology melainkan perkara-perkara yang samar”. Menurutnya lagi
:boleh dikatakan UMNO mempunyai ideologi
yang jelas mengenai satu isu saja
yaitu mengenai semangat nasionalisme melayu. UMNO berpegang pada satu konsep sempit bangsa melayu
dan sebenarnya lebih bersifat komunal daripada yang terlihat.
Berbeda
dengan UMNO, komitmen PAS terhadap islam sangat besar. Dalam perjuangannya, PAS
secara konsisten menyokong sebuah Negara islam dan aturan sosial berdasarkan hukum
syariat serta mengutuk westenisasi, sekularisasi, materialisasi, kesenjangan
ekonomi dan sosial dan politik otoriterianisme. Sebagai partai yang berideologi
islam, PAS menjadikan islam sebagai cita-cita umatnya serta pedoman yang
mempengaruhi pandangan, prilaku, kebijakan dan aksi politiknya.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari sejarah perkembangan dasar perjuangan
PAS sejak semula, PAS adalah partai politik yang memperjuangkan islam tulen.
Sedangkan UMNO, sejak didirikan sampai saat ini, merupakan sebuah partai praktis
tanpa suatu ideologi yang jelas, yang dapat dijadikan sebagai dasar perjuangannya,
kecuali nasionalisme melayu. Ini tentu saja menjadi sasaran empuk kritik fundamuntalis
islam. PAS sebagai partai oposisi yang berideologi islam tentu saja berada pada
barisan terdepan dalam memperjuangkan tegaknya nilai-nilai islam di Negara itu.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Tidak
adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia, menyebabkan
munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama kali
menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan dan
Perkembangan ( Abad 7-20 M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke
Malaysia sejak abad ke 7 M. Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa
pada pertengahan abad tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan
pulau-pulau Melayu, dimana Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya.
Para pedagang Arab yang singgah dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga
abad tersebut, menurut Azmi tentu juga singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang
di Malaysia.Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam
kitabnya Perspektif Islam di Malaysia,
menegaskan : para pedagang Arab singgah di pelabuhan-pelabuhan sumatera untuk
mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara menanti perubahan angin
mosun. Ada diantara mereka yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah melayu
seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang demikian bolehlah dikatakan
bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke 7 M. Namun pendapat /
teori ini masih sangat meraguakan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan
masih dapat diperdebatkan.
Pendapat
lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi , dalam bukunya Islam Comes To Malaysia, menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia
sekitar abad ke 8 H ( 14 M). Ia
berpegang pada penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang
bertanggal 702 H ( 1303 M). Batu bersurat tersebut di tulis dengan aksara Arab.
Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan
pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah
Saw.Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan dan mereka yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.Selain itu, Majul juga berpendapat bahwa
Islam pertama kali tiba di Malaysia sekitar abad ke 15 dan 16 M. Namun pendapat
Fatimi dan Majul, juga tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih kuat
yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni
pada ke 3 H( abad 10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu
nisan di Tanjung Ingris, Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al
Qadir Ibnu Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut
sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir adalah seorang Da’i keturunan Persia. Penemuan
ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar
abad ke 3 H( 10 M).
Tanjung
Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan daerah yang
tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak
dijadikan sebagai tempat persinggahan
pedagang- pedagang yang menggunakan sungai Kedah.disekitar makam tersebut juga
terdapat banyak batu nisan dan ini memperlihatkan bahwa tempat tersebut
merupakan sebuah perkampungan lama bagi orang Islam dan menjelaskan bahwa
Tanjung Ingris Kedah adalah tempat persinggahan pedagang- pedagang Arab dan
Persia.
- Saran
Penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca tentang makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dardiri, Dkk. 2006. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: Institute for Southeast Asian
Islamic Studies (ISAIS) dan Alif Riau.
Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Bandung:PT Raja Grafindo Persada.
Gusrianto. 2012. Diktat Sejarah dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pekanbaru.
Terima kasih infonya
BalasHapus