
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Perkembangan
Islam di indonesia”
diharapkan makalah ini juga dapat
menambah wawasan maupun ilmu bagi teman-teman dan para pembaca.
Penyusun berharap agar makalah ini dapat digunakan dengan sebaik
mungkin. Kesempurnaan hanya milik Allah.
Maka penyusun sadar bahwa materi yang ada didalam makalah ini belum sepenuhnya
sesuai dengan harapan pembaca, namun penyusun sudah berusaha sebaik mungkin.
Jadi dengan demikian kritik dan sarannya penyusun harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Atas perhatian para pembaca sekalian Penyusun ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, 27 Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…………i
DARTAR ISI
……………………………………………………………………….………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………….……………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………….………………………………….......1
B. Rumusan Masalah………………………………….…………………………………..2
C. Tujuan Masalah…………………………………….…………………………....……..2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………….……………….3
Masuknya Islam ke
Indonesia……………………………………………………………...3
Tersiarnya Islam ke
Indonesia……………………………………………………………..7
Perkembangan Islam di
Beberapa Wilayah di Indonesia……………………………….…8
Pengaruh Islam Terhadap
Peradaban Bangsa Indonesia……………………………….….9
Kerajaan-kerajaan islam
di Indonesia…………………………………………………….10
Manfaat yang Dapat di
Ambil dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia………….13
BAB
III PENUTUP………………………………………………………………………….15
A. Kesimpulan …………………………………………………………..………..……...15
B. Saran …………………………………………………………………………..…..….15
DAFTAR PUSTAKA………………………………….…………….…………………....…16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Banyak
teori yang menjelaskan mengenai kedatangan islam ke Indonesia, baik mengenai
asal-usul, waktu dan para pembawanya. Di antaranya ada yang mengatakan bahwa
agama islam datang langsung dari timur tengah, langsung dari arab dan sudah
terjadi pada abad pertama hijriyah.Hal itu dibuktikan dangan ditemukannya beberapa
situs kuno di Sumatra. Bukti itu di perkuat dengan informasi data yang di
peroleh dari berita seorang pendeta budha dari cina bernama I-Tsing,bahwa sekitar tahun 674 M sudah
ada sebuah perkampungan arab di Sumatra selatan. I-Tsing menyebutnya dengan po-sse
dan Ta-shih. Mereka mendapat
fasilitas perkampungan di Palembang dan dari situ, antara lain, agama islam
tersebar. Islam yang datang ke sini berasal langsung dari arab, bukan Persia
atau india.
Selain
itu, ditemukan istilah bersila dalam nomenklatur melayu. Kata ini menunjukkan
adanya menunjukan adanya hubungan antara raja Budha di Palembang dengan
masyarakat non budha Hindu, yang tidak menyembah selain kepada tuhan. Mereka
ini bisa diidentifikasi sebagai umat islam pertama di Indonesia. Kemudian pada
masa-masa sesudahnya, hubungan perdagangan antara kerajaan-kerajaan nusantara
dengan kerajaan, seperti india dan timur tengah, semakin intens dilakukan.
Hubungan ini semakin memperteguh umat islam
untuk menyebarkan ajaran islam ke tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Selain
itu, ditemukan juga bukti-bukti peninggalan sejarah di aceh dan jawa timur,
terutama di Leran, Gresik. Di Leran, ditemukan makam fathimah binti maimun,
salah seorang saudagar muslim yang meninggal dan dimakamkan di gresik.Terdapat
teori lain yang dikembangkan oleh C. Snouck Hurgronye. Dalam teorinya ia
mengatakan bahwa agama islam masuk ke Indonesia bukan dari arab, tetapi dari
Gujarat, india. Hal itu dibuktikan dengan adanya unsur local yang berpengaruh
dalam pengembangan ajaran islam di nusantara. Para penyebar islam menggunakan
cara-cara perdagangan, perkawinan, pendidikan dan tasawuf dalam penyebaran
islam.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana masuknya islam ke indonesia?
2. Bagaimana tersiarnya islam di indonesia?
3. Bagaimana perkembangan islam di wilayah
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh islam terhadap
peradaban bangsa Indonesia?
5. Apa saja kerajaan-kerajaan islam di
Indonesia?
6. Apa manfaat yang dapat di ambil dari
sejarah perkembangan islam di Indonesia?
C.
TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui masuknya islam ke
Indonesia.
2. Untuk mengetahui tersiarnya islam di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan islam di
wilayah Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh islam terhadap
peradaban bangsa Indonesia.
5. Mengetahui dan mengenal
kerajaan-kerajaan islam di wilayah Indonesia.
6. Mengetahui manfaat dari sejarah perkembangan
islam di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah
atau abad ke tujuh/ke delapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu
nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat
Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang
musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya
ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap
disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa
awal masuknya masuknya agama Islam
keIndonesia.
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M).
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M).
“Seminar
Masuknya Islam di Indonesia” tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1) Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.
2) Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3) Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai saudagar.
4) Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5) Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.
a. Cara masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
1) Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.
2) Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3) Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai saudagar.
4) Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5) Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.
a. Cara masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan.
Jalur Utara,
dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia
Jalur Selatan, dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia.
Daerah yang mula-mula menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera. Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Beberapa tempat penyebarannya adalah :
a. Pesisir Sumatera bagian Utara di Aceh
b. Pariaman di Sumatera Barat
c. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
d. Demak di Jawa Tengah
e. Banten di Jawa Barat
f. Palembang di Sumatera Selatan
g. Banjar di Kalimantan Selatan
h. Makassar di Sulawesi Selatan
i. Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
j. Sorong di Irian Jaya
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus – Bagdad – Gujarat – Srilangka – Indonesia
Jalur Selatan, dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman – Gujarat – Srilangka – Indonesia.
Daerah yang mula-mula menerima Agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera. Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Beberapa tempat penyebarannya adalah :
a. Pesisir Sumatera bagian Utara di Aceh
b. Pariaman di Sumatera Barat
c. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
d. Demak di Jawa Tengah
e. Banten di Jawa Barat
f. Palembang di Sumatera Selatan
g. Banjar di Kalimantan Selatan
h. Makassar di Sulawesi Selatan
i. Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
j. Sorong di Irian Jaya
b. Jalur-jalur yang Penyebaran
Agama Islam di Indonesia
Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara damai. Hal ini terjadi karena penyebaran Islam di Nusantara dilaksanakan melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat pendidika tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab utama agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya adalah karena agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia, tidak membeda-bedakan baik jenis kelamin maupun kedudukan. Uka Tjandra Sasmita, menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan secara damai. Hal ini terjadi karena penyebaran Islam di Nusantara dilaksanakan melalui penyesuaian diri dengan adat istiadat pendidika tanpa paksaan dan kekerasan. Itulah penyebab utama agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Faktor lainnya adalah karena agama Islam mengajarkan persamaan derajat dan martabat manusia, tidak membeda-bedakan baik jenis kelamin maupun kedudukan. Uka Tjandra Sasmita, menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut:
1. Perdagangan
Perdagangan
merupakan proses pertama Islamisasi di Indonesia. Pada Abad ke-7 M, bangsa
Indonesia kedatangan para pedagang dari Arab, Persia dan India. Mereka telah
mengambil bagian dari kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal itu, mengakibatkan
adanya jalinan hubungan dagang antara pedagang Indonesia dengan pedagang Islam yang datang dari Arab, Persia
dan India.
Kegiatan
berdagang dilaksanakan oleh seluruh umat
Islam. Selama melakukan kegiatan dagang, para pedagang Muslim juga melakukan
kegiatan dakwah. Dakwah ini sangat efektif, karena dakwah itu kemudian
diteruskan oleh pedagang Indonesia yang telah masuk Islam, ketika mereka
berdagang ke tempat lain. Sasmita menyatakan banyak di antara para pedagang
Islam yang kemudian tinggal menetap di daerah pesisir di pulau Jawa dan
Sumatera.
2. Perkawinan
Pedagang pada saat itu merupakan
orang yang dihormati dan memiliki kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat.
Kondisi ini mengakibatkan penduduk pribumi menginginkan untuk menikahkan
putri-putrinya dengan para pedagang tersebut, dengan terlebih dahulu mereka
diislamkan. Cara ini merupakan langkah efektif, karena dengan pernikahan ini
akan terlahir seorang anak yang muslim juga. Harapan lainnya, dengan pernikahan
akan terbentuk masyarakat sehingga suatu saat dapat terbentuk kerajaan dan
pemerintahan Islam.
Contoh peristiwa pernikahan antara
pedagang Islam dengan penduduk pribumi adalah perkawinan Raden Rakhmat atau
Sunan Ampel dengan Nya Manila, perkawinan Sunan Gunung Djati dengan putri
Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang bergama
Islam yang kemudian berputra Raden Patah yang menjadi Raja Demak.
3. Politik
Islamisasi jalur politik dilakukan
secara berkesinambungan antara penguasa dan pemerintahan. Setelah penguasa atau
raja masuk Islam, hampir dapat dipastikan bahwa rakyatnya juga masuk Islam.
Misalnya yang terjadi di Maluku dan Sulawesi. Hal itu terjadi karena masyarakat
memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap pemerintah, dan seorang raja akan
menjadi panutan bahkan menjadi contoh bagi rakyatnya.
Di Jawa proses perkaninan para wali
dan juru dakwah dengan putri-putri keturunan kerajaan, membuat status dakwah
dan penyebaran Islam mendapatkan perlindungan dan berkembang lebih cepat.
Setelah raja dan rakyat memeluk Islam, kepentingan politik dilakukan dengan
cara perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
Misalnya Sultan Demak yang mengirimkan pasukan di bawah komandi Fatahillah
untuk menguasai wilayah Jawa Barat dan menyebarkan Islam di wilayah tersebut.
4. Pendidikan
Islamisasi jalur pendidikan
dilakukan melalui pendidikan pesantren oleh para guru agama, kiyai dan ulama.
Bahkan banyak diantara para santri itu yang mendirikan dan memiliki pondok
pesantren sendiri.
Tujuan pendidikan di pondok
pesantren adalah untuk mempermudah penyebaran dan pemahaman agama Islam. Contoh
pesantren perintis penyebaran Islam seperti pesantren yang didirikan oleh Raden
Rakhmat di Ample Denta-Surabaya, Pesantren Sunan Giti di Giri. Santri yang
belajar di pesantren tersebut bukan hanya berasal dari lingkungan sekitar, akan
tetapi banyak yang datang dari jauh bahkan dari luar pulau jawa semisal
Kalimantan, Maluku, Makasar dan Sumatera.
5. Tasawuf
Para sufi mengajarkan tasawuf yang
diramu dengan ajaran yang suda h dikenal oleh masyarakat Indonesia. Seorang
sufi biasa dikenal dengan gaya hidup yang penuh kesederhanaan. Seorang sufi
biasa menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah
masyarakat. Para sufi terbiasa membantu masyarakat, diantara mereka ada yang
ahli dalam menyembuhkan penyakit. Selain itu juga aktif menyiarkan dan
mengajarkan ajaran Islam. Diantara para sufi itu yang melakukan islamisasi
dengan pendekatan tasawuf adalah Hamzah Fansuri dari Aceh dan Ki Ageng Pengging
di Jawa.
6. kesenian
Islamisasi
jalur kesenian yang paling terkenal adalah dengan cara mengadakan pertunjukan
seni gamelan dan wayang. Cara ini banyak ditemukan di kawasan Yogyakarta, Solo,
Cirebon. Seni wayang, adalah kesenian yang memiliki banyak penggemar pada saat
itu. Dengan mengemas cerita wayang, para ulama menyisipkan ajaran Islam ke
dalamnya sehingga masyarakat dapat dengan mudah menangkap dan memahami ajaran
Islam. Contoh pertunjukan wayang yang dilaskanakan oleh Sunan Kalijaga, dimana
dalam pertunjukannya masyarakat dapat menonton dengan karcis membaca dua
kalimat syahadat.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan anak-anak.
Kesenian lainnya yang juga berkembang dan menjadi jalur dalam penyebaran Islam adalah seni bangunan, seni rupa (kaligrafi), seni tarik suara, permainan anak-anak.
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa faktor yang
menjadi sebab kenapa Islam mudah berkembang di tanah air, yaitu:
- Agama Islam bersifat terbuka
sehingga penyiaran dan pengajaran agama Islam dapat dilakukan oleh setiap
orang Islam;
- Penyebaran agama Islam
dilakukan dengan cara damai;
- Islam tidak mengenal
diskriminasi dan tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat;
- Perayaan-perayaan dalam agama
Islam dilakukan dengan sederhana;
- Dalam Islam dikenal adanya
kewajiban bagi orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat. Zakat ini
bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan kepedulian hidup di masyarakat
B. Tersiarnya Islam di
Indonesia
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, agama Hindu dan Budha telah berkembang luas di nusantara ini,
disamping banyak yang masih menganut animism dan dinamisme, kedua agama itu
kian lama kian pudar cahayanya dan akhirnya kedudukannya sepenuhnya diganti
oleh agama Islam yang kemudian menjadi anutan 85 hingga 95% rakyat Indonesia.
Sebab-sebab sangat pesat dan cepat tersiarnya Islam di Indonesia antara lain sebagai
berikut:
1. Terutama
sekali faktor agama Islam (aqidah, syariah dan akhlak islam) sendiri yang lebih
banyak “berbicara” kepada segenap lapisan masyarakat Indonesia.
2. Faktor
para mujtahid dakwah yang banyak terdiri atas para saudagar yang taraf
kebudayaannya sudah tinggi, yang telah berhasil membawakan Islam dan segala
kebijaksanaan kemahiran dan keterampilan
3. Ajaran
Islam tentang dakwah untuk menyampaikan ajaran Allah walaupun sekedar satu ayat kepada segenap manusia di seluruh
pelosok bumi telah menjadikan segenap kaum muslimin menjadi umat dakwah.
4. Baik
agama Hindu maupun Budha pada umumnya dipeluk oleh orang-orang keraton yang
pada saat mulai tersebarnya Islam antara raja yang satu dengan yang lainnya
terlibat dalam perselisihan.
5. Pernikahan
antara para penyebar Islam dan orang-orang yang baru di islamkan melahirkan
generasi pelanjut yang menganut dan menyebarkan Islam.
C. Perkembangan
Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia
a)
Perkembangan Islam di Sumatera
Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.
Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut :
Sultan Al Malikus Shaleh
Sultan Al Malikuz Zahir I
Sultan Al Malikuz Zahir II
Sultan Zainal Abidin
Sultan Iskandar
Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga ke Cina. Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.
b) Perkembangan Islam di Jawa
Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.
Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut :
Sultan Al Malikus Shaleh
Sultan Al Malikuz Zahir I
Sultan Al Malikuz Zahir II
Sultan Zainal Abidin
Sultan Iskandar
Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga ke Cina. Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.
b) Perkembangan Islam di Jawa
Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
D. Pengaruh Islam terhadap Peradaban
Bangsa Indonesia
1.Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam
kawasan Asia Tenggara. Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang
tinggi sebelum kedatangn Islam. Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara
merupakan Negara-negara yang memiliki kesamaan budaya dan agama. Bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah
mengenal tulisan yang diajarkan oleh para penyebar agama Hindu dan
Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin sejak abad ke-6 atau
ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme dan Budhisme membawa
perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha bagi masyarakat
Indonesia dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan suci untuk
peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan sebagainya. Semua bangunan itu
merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman megalithicum, seperti punden
berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya menggambarkan
kreatifitas bangsa Indonesia.
2. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia dan
Perkembangannya
Islam sebagai agama baru yang dianut sebagian masyarakat
Indonesia, telah banyak memainkan peranan penting dalam berbagai kehidupan
sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Peranan itu dapat dilihat dari
perkembangan Islam dan pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat luas,
sehingga agak sulit untuk memisahkan antara kebudyaan local dengan kebudayaan
Islam.
Masuknya
kebudayaan Islam dalam kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat
istiadat dan kesenian.
a. Pengaruh
Bahasa dan Nama
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa Arab. Bahasa
ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam bahasa
komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar, dan
sebagainya.
Pengaruh
Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan bukan tokoh
masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang merupakan bahasa
simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
b.
Pengaruh Adat Istiadat
Adat
istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh peradaban
Islam. Diantara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang
dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.
Pengaruh
lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat penting dalam do’a. yang merupakan
pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.
c. Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
Pengaruh
kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama qasidah dan
lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan
nama-nama Allah yang sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh
ajaran Islam terhadap kehidupan beragama masyarakat Islam Indonesia.
Begitu
pula pengaruh dalam bidang bangunan peribadatan. Banyak bangunan mesjid yang
ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid yang ada di Negara-negara
Islam, baik yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia
Islam.
d.
Pengaruh Dalam Bidang Politik
Ketika
kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur politik
Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan
Islam tersebut. Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah
fil ardi. Kedua konsep ini diterapkan pada masa pemerintahan kerajaan Islam
Aceh Darussalam dan kerajaan Islam Mataram.
E. Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan
kerajaan Islam pertama, didirikan oleh Malik As-Saleh. Kerajaan ini terletak di
Lhok Seumawe Aceh Utara di daerah Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan
dan pelayaran internasional. Pada masa pemerintahan Malik As-Saleh, Kerajaan
Samudra Pasai berkembang menjadi bandar pelabuhan besar yang banyak didatangi
oleh pedagang dari berbagai daerah, seperti India, Gujarat, Arab, dan Cina.
Dalam perkembangannya setelah Malik As-Saleh wafat pada 1927, kegiatan
pemerintahan dilanjutkan oleh putranya, yaitu Sultan Muhamad Malik Al-Taher
(1927 – 1326), Sultan Ahmad, dan Sultan Zainul Abidin.
2. Kerajaan Malaka
Pendiri Kerajaan Malaka adalah
Iskandar Syah. Kerajaan ini letaknya berhadapan dengan Selat Malaka sehingga
sangat strategis karena letaknya tersebut, kerajaan ini sering kali menjadi
tempat persinggahan para pedagang Islam yang berasal dari berbagai negara.
Selain Iskandar Syah, terdapat beberapa raja yang sempat memimpin Kerajaan
Malaka, di antaranya sebagai berikut.
a. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424).
b. Sultan Mudzafat Syah dan Sultan Mansur Syah
(1458-1477).
c. Sultan Alaudin Syah yang (1477-1488).
d. Sultan Mahmud Syah (1488-151).
Kerajaan Malaka banyak dikunjungi
oleh para pedagang dari Gujarat, Cina, Arab, Persia, dan negara lainnya
sehingga kerajaan ini memanfaatkannya untuk meningkatkan kegiatan ekonominya.
Karena kemajuannya dalam perdagangan, Kerajaan Malaka mampu mengalahkan
kemajuan Kerajaan Samudra Pasai.
3.
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang
didirikan oleh Raden Patah (1478). Raden Patah adalah putra Raja Majapahit
Brawijaya, dengan ibu keturunan Champa (perbatasan dengan Kamboja dan Vietnam).
Kebudayaan masyarakat Demak bercorak Islam yang terlihat dari banyaknya
masjid, makam-makam, kitab suci Al-Qur’an, ukir-ukiran berlanggam (bercorak)
Islam, dan sebagainya. Sampai-sampai sekarang Demak dikenal sebagai pusat
pendidikan dan penyebaran agama Islam di Jawa Tengah. Bahkan, dalam sejarah
Indonesia, Demak dikenal sebagai pusat daerah budaya Islam di Pulau Jawa.
4.
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri berkat perjuangan dari Ki
Ageng Pemanahan yang meninggal pada 1575. Setelah meninggal, digantikan oleh
anaknya Sutawijaya (Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama Khalifatullah). Pada
masanya, Kerajaan Mataram terus berkembang dan menjadi kerajaan terbesar di
Jawa. Wilayahnya berkembang seputar Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, dan
sebagian Priangan.
Setelah meninggal pada tahun 1601, Sutawijaya digantikan
oleh Mas Jolang atau Panembahan Seda Ing Krapyak (1601-1613). Selanjutnya,
diteruskan oleh anak Mas Jolang yaitu Raden Mas Martapura karena sering
sakit-sakitan, Raden Mas Martapura digantikan oleh anak Mas Jolang yang lain,
yaitu Raden Mas Rangsang yang dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645).
Pada masa Sultan Agung inilah Mataram mengalami puncak kejayaan.
Dalam perkembangan selanjutnya, Kerajaan Mataram terpecah
belah sehingga berubah menjadi kerajaan kecil. Perpecahan disebabkan adanya
gejolak politik di daerah-daerah kekuasaan Mataram dan peran serta VOC dan
penguasa Belanda yang menginginkan menguasai tanah Jawa.
Dalam Perjanjian Giyanti (1755) disebutkan bahwa wilayah
Mataram dibagi menjadi dua wilayah kerajaan sebagai berikut.
a.
Daerah Kesultanan Yogyakarta yang disebut Ngayogyakarta Hadiningrat dengan
Mangkubumi sebagai rajanya dan bergelar Hamengkubuwono.
b.
Daerah Kasuhunan Surakarta yang diperintah oleh Pakubuwono.
Akibat Perjanjian Salatiga peranan Belanda dalam
pemerintahan Mataram semakin jauh sehingga pada 1913 Mataram akhirnya terpecah
menjadi empat keluarga raja yang masing-masing memiliki kekuasaan, yaitu
Kesultanan Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran.
5.
Kerajaan Cirebon
Kerajaan ini lahir pada abad ke-16. Pada abad tersebut,
daerah Cirebon berkembang menjadi pelabuhan ramai dan menjadi pusat perdagangan
di pantai utara Jawa Barat. Majunya kegiatan perdagangan juga mendorong proses
islamisasi semakin berkembang sehingga Sunan Gunung Jati membentuk kerajaan
Islam Cirebon. Dengan terbentuknya kerajaan Islam Cirebon, maka Cirebon menjadi
pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.
6.
Kerajaan Banten
Pendiri Kerajaan Banten adalah Sunan Gunung Jati dan raja
pertamanya adalah Hasanuddin yang merupakan anak dari Sunan Gunung Jati. Semula
wilayah ini termasuk bagian dari Kerajaan Pajajaran. Kerajaan Banten memiliki
hubungan dengan kerajaan Demak. Hasanuddin menikah dengan putri Sultan
Trenggono dan melahirkan dua orang anak, yaitu Maulana Yusuf dan Pangeran
Jepara.
Dalam perkembangan selanjutnya, Maulana Yusuf (1570)
menggantikan ayahnya untuk menjadi raja Kerajaan Banten yang kedua sampai
dengan tahun 1580. Setelah itu, dilanjutkan oleh anak Maulana Yusuf (1580-1605),
kemudian Abdul Mufakhir, Abu Mali Ahmad Rahmatullah (1640-1651) dan Abu Fatah
Abdulfatah yang lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1582). Pada
masa Sultan Ageng Tirtayasa inilah Kerajaan Banten mengalami puncak kejayaan.
7. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh muncul setelah Malaka
jatuh ke tangan Portugis. Masa kejayaan Kerajaan Aceh tercapai dalam
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Seni sastranya dalam kebudayaan masyarakat
Aceh dipengaruhi oleh budaya agama Islam. Rakyat Aceh terutama kaum ulamanya
gemar menulis buku kesusastraan. Misalnya, Nuruddin ar-Raniri menulis buku
Bustanus Salatin dan Hamzah Fansuri menulis Syair Perahu, Syair Burung Pingai,
dan Asrar al Arifin. Selain itu, hasil-hasil kebudayaan masyarakat Aceh
dipengaruhi oleh lingkungan alamnya, yaitu sungai dan lautan.Rakyat Aceh pandai
membuat perahu dan kapal-kapal layar. Dengan demikian, tampaklah bahwa
masyarakat kerajaan Aceh dipengaruhi oleh budaya Islams
8. Kerajaan Gowa-Tallo
Hasil kebudayaan masyarakat Makasar
dipengaruhi oleh lingkungannya yang dikelilingi lautan. Hasil budaya rakyat
Makasar yang paling terkenal adalah perahu bercadik, yang disebut Korakora.
Ciri pertahanan dari kerajaan Makasar adalah adanya benteng-benteng pertahanan.
Sampai sekarang di Makasar masih terdapat benteng-benteng pertahanan, yaitu
benteng Sombaopu dan View Rotterdam. Jadi, aspek kehidupan budaya rakyat
Makkasar lebih bersifat aqraris dan bahari.
9. Kerajaan Ternate dan Tidore
Pengaruh agama dan budaya Islam di
Maluku (Ternate dan Tidore) belum meluas ke seluruh daerah. Sebabnya, masih
banyak 89 rakyat Maluku yang mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya. Hal
tersebut terbukti dari bekas peninggalan-peninggalannya, yakni masjid,
buku-buku tentang Islam, makam-makam yang berpolakan Islam yang ada di Maluku
tidak begitu banyak jumlah- nya. Dengan kata lain hasil-hasil kebudayaan rakyat
Maluku merupakan campuran antara budaya Islam dan pra islam
F . Manfaat yang dapat diambil dari sejarah
perkembangan Islam di Indonesia
a. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia
b. Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d. Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e. Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
f. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam dibumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
g. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
h. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut :
1. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
2. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
3. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
5. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
a. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia
b. Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
c. Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
d. Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
e. Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
f. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam dibumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini.
g. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber pengetahuan.
h. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut :
1. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.
2. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.
3. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
4. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
5. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak sebanding.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Banyak teori yang
menjelaskan megenai kedatangan islam ke Indonesia, baik mengenai asal-usul
waktu dan para pembawanya. Di antaranya ada yang mengatakan bahwa agama islam
datang langsung dari timur tengah, langsung dari arab dan sudah terjadi pada
abad pertama hijriyah. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannyabeberapa situs
kuno di Sumatra. Bukti itu diperkuat dengan informasi data yang di peroleh dari
seorang pendeta budha dari china barnama I-Tsing,bahwa
sekitar tahun 674 M sudah ada sebuah perkampungan arab di Sumatra selatan. I-Tsing menyebutnya dengan po-sse dan Ta-shih.mereka mendapat fasilitas perkampungan di Palembang dan dari
situ, antara lain, agama islam tersebar. Islam yang datang kesini berasal
langsung dari arab, bukan Persia atau india.
Selain itu, ditemukan
istilah bersila dalam nomenklatur melayu. Kata ini menunjukkan adanya hubungan
antara raja budha di Palembang dengan masyarakat non budha hindhu, yang tidak
menyembah selian kepada tuhan. Mereka ini bisa diidentifikasi sebagai umat
islam pertama di Indonesia.
B.
SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat dan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua Demikianlah makalah ini
penulis sampaikan, penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapakan demi kesempurnaan makalah
yang akan datang..
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat,budi.2007.Sejarah kebudayaan islam.Jakarta:Yudhistira
Murodi.2008.Sejarah kebudayaan islam.Semarang:PT karya toha putra
Mubarok, jaih.2004.sejarah peradaban islam.Bandung:Pustaka Bany Quraisy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar